Posts Tagged ‘blogger’

hihihi…beberapa waktu yang lalu saya pernah tulis status di wall fan page rumahjahithaifa, soal perlunya nggak sih saya nulis artikel atau cukup pajang photo baju aja..

Inilah beberapa komentar yang masuk :

Dar Der Dor ngak ok ! (menurut saya)
soalnya, kadang kita bisa dapat info dr artikel2 itu.
dipertimbangkan lg ya mba ๐Ÿ™‚

Erni Sidratul Muntaha Perlu mba.. Kebanyakan artikel itu banyak membantu loohh.. Misalnya ajah jd bs share harga bahan yg naik, atau jenis bahan yg bagus/yg ga cocok buat di padupadankan.. Atau customer yg unik.. Hehe.. Saran yah mba.. Good luck..

Read More

blogging is hard,writing is hard

not everyone is blogger, not everyone is writer

menulis content itu susah (for me) so jangan asal copy paste ya ๐Ÿ™‚

…………………………………………………………………………………………………………………………..

no-cut-copy-paste1Sebenarnya sih udah lama taunya nih, iseng-iseng Googling dengan keyword seputar jahitan atau mesin jahit, wah….ternyata ada banyak artikel RJH yang di COPAS (Copy Paste), tapi tidak ditulis sumbernya ๐Ÿ™

Kalo masalah ijin copy sih, nggak usah diminta, pasti diijinin kok, yang penting tulis aja sumbernya, sukur-sukur kalo dikasih backlink kesini….tapi, kalau nggak, yang sudahlah.

Read More

“Ikatlah ilmu dengan menuliskannya” – Ali bin Abi Thalib

——————————————————————————————-

Menulislah, atau kau akan menghilang dalam pusaran sejarah.

Katanya, menulis itu pekerjaan panggilan hati, seorang penulis itu penjaga peradaban agar tak punah, menulis berarti mengikat ilmu, menulis berarti seperti seorang bidan yang membantu kelahiran bayi-bayi sejarah yang akan dikenal, dirasakan, kemudian tumbuh menjadi besar. Menulis berarti membenihkan gagasan untuk ditelurkan sebelum akhirnya berkecambah seperti pohon kacang polong yang tumbuh terus-menerus hingga ke atas langit.

Menulis itu untuk mengekalkan kita, menulis bisa juga sebagai amal shalih kita, yang selama ini tidak pernah kita sadari sebagai amal shalih. Banyak orang didunia ini datang dan pergi tanpa sesuatu yang berarti, mereka datang seperti mendung dan menghilang sepertiย  hujan, bahkan jejak-jejaknya sendiri menguap tanpa bekas.

Mereka yang tak pernah menulis nasibnya akan sama dengan bermiliar-miliar manusia yang lain, sejak zaman Nabi Adam hingga zaman akhir seperti ini, manusia datang dan pergi silih berganti, ia seperti tunas-tunas muda, menjadi pohon tua sebelum akhirnya layu dan mati. Apakah kita yang dikaruniai akal dan pikiran akan memandang kehidupan ini dengan cara yang sama ? Kita manusia yang diserahi tugas untuk mengemban amanat bumi ini, mengapa ikut musnah ditelan bumi ?

– disadur dari novel “Orang miskin dilarang sekolah (Mimpi-mimpi yang tak terjamah) oleh Wiwid Prasetyo.