SMS-PenjahitPada gambar sebelah ini, anda bisa lihat isi SMS yang saya terima, yaitu : assalamualaikm…mbak haifa yg baik…sy penjahit kt orang jahitn sy halus jd banyak yg jht ke sy tp kok sy srg tdk dpt apa2 ya dr jhtn sy,kl ongkos jahit gamis 50rb mnrt mbak trll murah tdk?,maaf ya mbak sy pengen dr ketrampiln sy bs bantu /ekonmian kel…mohon pencerahan sbg penjahit besar,jazakillah

Pertama, saya ucapakan waalaikumsalam, kedua, saya ucapkan terimakasih karena mengizinkan SMS ini dibuat artikel di blog ini, ketiga, aamiin…semoga RJH bisa jadi besar.

Untuk menjawab SMS pertanyaan ini saya akan sedikit flash back, menceritakan kembali awal RJH berdiri, dan awal saya menjadikan jahitan menjadi bisnis πŸ™‚




Ada yang tau ? berapaΒ  tarif jahit gamis yang dulu saya charge ?? kalau dipasaran waktu itu tarif jahit gamis rata-rata adalah 75 ribuan, saya hanya mematok tarif 40 ribu (tahun 2007), hampir 50% lebih murah dari tarif pasaran rata-rata (bukan tarif penjahit butik ya). Semua masih saya kerjakan sendiri, dari membuat pola, potong pola, cari kain,cari material jahitnya sperti vuring, resleting dll, menjahitnya, finishingnya,…pokoknya semua-muanya saya kerjakan sendiri.

Mesin jahitnya dibelikan oleh suami sebagai hadiah, mesin obras benang kecil juga dibelikan, kalau ada keperluan untuk membeli perlengkapan lain, saya biasanya minta tolong suami untuk membelikannya sepulang kerja, free of charge ! tidak perlu saya beri upah jalan πŸ™‚ , dan…terus berjalan seperti itu untuk beberapa waktu lamanya…order jahitan masuk, saya kerjakan sendiri. 1 hari hanya bisa untuk menjahit 2 baju simple saja…

Emang ada untungnya ??, profitnya berapa ?? tidak rugi ?? TIDAK dong, jawab saya πŸ™‚ … tidak ada rasa rugi waktu itu, karena saya melakukan semua itu hanya sebatas HOBBY saja,…senang rasanya kalau ada yang mau order jahit :), dari ongkos jahit yang 40 ribu tadi, setelah dipotong2 untuk pembelian material jahit dll, tersisa 25 ribu, itupun belum dipotong untuk listrik, ongkos jalan suami saya, biaya modal beli mesin jahit dll, dll… sisanya berapa ? profitnya berapa ?? untung bersihnya berapa ??? sebanding dengan waktu yang terbuang ???? …well…saya tidak peduli ! karena ini adalah Hobby ,, ya senang aja, mau dapat sisa atau tidak, yang penting ada yang percaya mau menjahitkan bajunya ke saya πŸ™‚ hitung-hitung buat menambah jam terbang serta keahlian.

…sampai [ada suatu waktu,… horor dan teror itu muncul

waktu saya habis untuk mengerjakan semua jahitan itu, yang tadinya merasa senang berubah menjadi beban dan keterpaksaan, pikiran mulai tidak tenang, yang biasanya jahitan saya kerjakan diwaktu senggang setelah mengurus anak-anak, kini siang malam waktu saya habis disitu, karena kini sudah ada deadline, sudah ada tenggat waktu dari para customer saya, yang awalnya sebatas hobby-tarifnya juga sebatas tarif hobby-ternyata tuntutannya lebih ! mereka tidak mau tau, sudah dibayar !, lusa mau dipakai !, besok sudah harus jadi, titik ! begitu juga dengan komplain jika terjadi kesalahan atau kurang sesuai, ternyata komplainnya kok jauh lebih mahal dari tarif yang saya kenakan ya ? kok kayak serasa jahitin di butik bertarif jutaan ya ? Di pagi hari, disaat saya biasanya menyiapkan sarapan dan perlengkapan sekolah untuk kemudian mengantarkan anak sulung saya ke playgroup, saya malah ditongkrongin ! bajunya harus jadi sekarang !!

Hingga sebuah pertanyaan dari suami saya yang mengubah semuanya : Ada profitnya nggak terima jahitan gini ? ada untungnya nggak kerja siang malam terima jahitan ? ini hobby atau bisnis ?? kalau hobby ya jangan pasang tarif, gratisin aja. Kalau ini bisnis, maka harus ada profitnya ! Kalau ini bisnis, maka jadilah bisnis !

Dan mulailah kami berpikir sebagai pebisnis πŸ™‚ … saya mulai mengambil krew penjahit tambahan supaya order jahitan bisa cepat diselesaikan, saya membeli lagi mesin jahit tambahan, mesin obras dinamo besar. Yang tadinya standar jahitan masih biasa saja, kami membuat standar jahitan yang baru, mulai dari material jahitnya seperti benang kini minimal menggunakan benang Extra dan Astra,Β  resleting jepang menggunakan minimal KCC atau YKK bukan lagi resleting taiwan, vuring yang semula SPTI kami ganti menjadi Arrow, dll,…intinya adalah kami membuat standar kualitas baru di RJH, yang lebih baik tentunya.

Sekarang bayangkan, kalau dulu semua saya saya kerjakan sendiri, kini setelah ada tambahan krew penjahit, sudah pasti akan ada biaya/cost yang saya keluarkan kan, kalau dulu sewaktu masih hobby menjahit, mesin jahit dibelikan oleh suami saya buat hadiah, ya kira-kira apa mau sekarang suami saya diminta untuk membeli mesin jahit dan mesin obras tambahan lagi ? pasti ada biaya/modal/cicilan yang harus saya keluarkan kan, dan dengan naiknya standar kualitas jahitan di RJH, sudah pasti biaya materialnya juga ikutan naik.

Nah, wajar kan kalau saya harus “menyesuaikan” tarif jahit yang baru menjadi lebih “kompetitif” kan. Ada profit yang harur saya dapatkan, harus ada “laba”, harus ada “margin” yang bisa menghidupi bisnis kecil saya ini, “cash flow” yang bisa saya putar terus, yang pada akhirnya, ini semua kami lakukan demi untuk kepuasan para customer RJH.

Tapi, kalau tarif jahitnya dinaikkan, nanti customer saya pada “kabuuur” dong ??

Pasti, jawab saya….customer yang menjahitkan baju ke anda hanya karena faktor “murah” pasti akan pergi, mereka tidak loyal kepada anda, mereka hanya loyal pada kata “murah”.

InsyaAllah, untuk topik ini (pricing strategy, targeting the right customers, build loyalty customer) dll akan saya ulas di artikel selanjutnya ya, di artikel ini saya hanya fokus di satu pilihan : Menjahit ini adalah hobby atau bisnis anda ?

Kalau sekedar hobby, seperti suami saya bilang tadi mending tidak usah pasang tarif, jadikan hadiah saja πŸ™‚ jadi tidak perlu kawatir kalau nanti akan dikejar-kejar customer, tapi kalau pilihannya adalah Bisnis, maka mulailah berpikir sebagai pebisnis πŸ™‚ .. bisnis harus ada profitnya πŸ™‚ kalau tidak, pasti bubar πŸ™‚

Memiliki keahlian seperti menjahit, memasak, baking, crafting dll sebagai hobby adalah suatu hal, tapi kalau ingin menjadikan hobby itu sebagai bisnis, itu hal yang lain lagi. Kita harus banyak belajar lagi, belajar diluar hal-hal teknis tadi itu (menjahit,memasak,baking dll), ada ilmu marketing, akunting, managing dan ing. ing. ing. ing.lainnya πŸ™‚ jangan takut, saya juga masih belajar kok :), siapkan saja mental dan tekad yang kuat, jangan lupa berdoa ya πŸ™‚

Jadi berapa tarif yang harus saya charge ke customer saya ???

Untuk jawaban pertanyaan tersebut, hanya anda yang bisa menjawabnya. Ada banyak parameter yang hanya anda saja yang mengetahuinya, seperti seberapa “expert”nya sih anda itu, siapa target customer anda, berapa charge pasaran diluar yang sesuai dengan target customer anda tadi, siapa kompetitor terdekat anda, siapa market leadernya, berapa lama waktu yang dihabiskan untuk membuatnya, dll..dll… so, otak-atik sendiri ya, kira-kira berapa tarif yang akan anda minta :),

Selamat berbisnis , selamat belajar, selamat berjuang πŸ™‚

Tags: , , , , , , , , ,

21 comments

  1. yeni
  2. nihlafatin fauziah
    • rustamunadi sumae
  3. yeni
  4. wulan
  5. yeni
  6. eli
      • Jaenab
  7. heriyanti
  8. Penny
  9. nurul zunaidah
  10. Jaenab
  11. Serni lailati
  12. ega

Trackback e pingback

No trackback or pingback available for this article

Leave a Reply to nihlafatin fauziah Cancel reply