Satu dari beberapa pertanyaan yang paling sering ditanyakan ke saya adalah bagaimana awal mulanya membuka usaha jahitan di Rumah Jahit Haifa ini ?
Bismillah, akan saya coba ceritakan awal mulanya saya membuka usaha jahitan di tulisan ini, mudah-mudahan jelas dan bisa bermanfaat :).
….awalnya………
Kata banyak ahlinya, untuk mencari ide bisnis atau usaha yang akan digeluti, pertama cari apakah “passion” anda. Lakukan apa yang anda sukai (dan sukur2 kalau sudah dikuasai) yang sesuai dengan passion anda. Saya setuju dengan pendapat itu. Saya tidak bisa membayangkan jika ada seseorang yang mau berbisnis, menghabiskan waktunya, energinya, sumber daya bahkan segalanya untuk sesuatu yang tidak dia sukai, kuasai dan cintai ? yang dia tidak memiliki passion didalamnya ??
Bisa saja kita tidak memiliki keahlian tentang usaha yang akan kita geluti, tetapi karena kita suka, rasanya akan selalu ada energi baru untuk terus-menerus mempelajari usaha tersebut, tidak pernah bosan rasanya, putus ada, dsb karena ada”passion” kita di situ.
Lalu apa passion saya ? Apakah “passion” saya itu “Fashion” ? No !, sesungguhnya saya ini orang yang tidak suka “Fashion” :), “Fashion” itu sesuatu yang bukan untuk saya, it’s just not for me !
Bagi saya ini cuma soal “bikin baju”, baju yang nyaman, yang enak digunakan, yang bagus, simple, yang saya suka, yang sesuai dengan norma-norma yang saya yakini,tapi bukan “fashion” ! 🙂 ….. ini cuma soal “menjahit”, “membuat baju” titik ! Saya tidak tertarik dengan trend terkini atau gaya terbaru para desainer termasyur itu, prinsip saya adalah : Jangan biarkan mereka mewarnai hidup kita, cuma kita yang berhak mewarnai hidup kita. Pilih sendiri apa gaya anda, tapi tentu saja tetap sesuai dengan nilai dan norma yang kita yakini. Karena itulah, sering saya bilang, saya ini bukan desainer, saya ini cuma tukang jahit kok. Pilihan model terserah anda, saya yang akan menjahitkannya 🙂
Sejak dulu, saya sebenarnya sudah suka menjahit apa saja,bukan cuma baju, tapi juga sprei dan aksesories lainnya, saya tidak merasa bosan,malu atau “terhina” ketika memainkan mesin jahit butterfly saya itu (mesin tsb masih ada sampai kini dan masih berfungsi baik :)). Setelah lulus sekolah dulu, saya pernah bekerja di pabrik garment pakaian jadi milik perusahaan asing di Bandung. Saya bekerja sebagai QC disana, inilah salah satu pengalaman berharga saya di dunia garment. Sedikitnya saya jadi tau cara kerja di industri garment, standar jahitan baju kualitas export itu seperti apa, QC kerjaanya ngapain aja, mesin yang dibutuhkan itu apa, cara kerjanya gimana, system pengupahan buruhnya bagaimana,dsb.
Nah, dari cerita diatas tadi, bisa ditarik satu kesimpulan bahwa saya sudah memiliki sedikit bekal di usaha ini, tidak “blank” sama sekali 🙂 ditambah lagi sesudah saya tinggal di Tangerang (Pondok Aren) saya mengambil kursus jahit di Juliana Pondok Ranji Bintaro, kelas tingkat dasar dan membeli modul saja untuk tingkat terampil 🙂 (pls note : kursus jahit, bukan sekolah fashion ya). So, kedua hal tadi memberi saya bekal yang cukup untuk kelak membuka usaha RJH.
Lalu bagaimana awal mulanya mulai berani menerima jahitan ?
…bersambung….
———————————
*Mungkin ada yang bertanya, kalau begitu Mba Susi kenapa tidak hanya menjadi tukang jahit saja ? kok mengeluarkan label busana Haifa ? berasrti fashion designer dong ??
Ini jawaban saya : ya saya memnag membuat lini busana dengan merk Haifa, tapi itu semua karena memang saya suka membuat baju :), seneng membuat baju 🙂 saya membuat baju tersebut setelah apa yang saya “pelajari”, “pahami” dan saran dari client setia Rumah Jahit Haifa. Saya membuat baju yang memang untuk “dipakai”, secara fungsi, bukan soal trend terkini, bukan soal “Fhasion show” bukan karya seorang “Designer” ini cuma baju yang nyaman untuk dipakai sehari-hari, buat “ibu-ibu biasa” seperti saya :).
Selain itu, baju Haifa bisa digunakan untuk referensi model jika ada yang ingin menjahitkan bajunya di Rumah Jahit Haifa, tidak lebih.
artikel lainnya dari blog RJH
20 comments
Trackback e pingback
No trackback or pingback available for this article
saya sangat setuju dgn mbak sus.Passion itu kuncinya.memulai sesuatu dari yg kita sukai,adalah modal penting untuk
berbisnis.
setuju mba yanti 🙂
Asyik ya mbak, melakukan bisnis yang sesuai dengan passionnya, katanya orang-orang, yang seperti ini bisnisnya akan terus berkembang karena kita melakukannya dengan senang bukan terpaksa.
*kasian deh gue haree gini belum ketemu2 passionnya dimana, hiks. btw, mbak susi punya tips bagaimana cara menemukan si “passion” ini. soalnya saya merasa passion saya kok ganti2 jadinya ga FOKUS.. hihihi..
bagimana mba Ira, dah ketemu passionnya apa ? hehe
salam kenal mba,wahh pengalaman mba diatas kok sama banget ya kayak saya :)) saya juga pernah kerja di garment industri perusahaan asing sebagai QA juga,tapi sekarang udah resign dan mutusin untuk buka usaha sendiri karena basic nya saya juga SMK Tata Busana saya mutusin untuk usaha jait menjait juga kayak mba.
bedanya saya baru memulai bisnis jahit menjahit ini mba,mudah2n bisa eksis kayak mba yaa.aminn
oh iya sharing dong mba kalo untuk bikin kemeja/baju pria kenapa saya bermasalah di bag.lengan nya terus ya mba.bentuk lengan nya jadi mirip lengan wanita,padahal kalo beli pakaian jadi jtuh lengan nya bagus (licin).Dan saya selalu ngecek polanya juga mba sebelum potong selalu pola lengan lebih besar dari pada pola badan,apa itu yang mempengaruhi bentuk hasil akhirnya ya mba jadi agak mengembang dibag.atas lengan mirip lengan wanita?
mohon sharingnya ya mba makasihh :))
sukses terus buat Rumah Jahit Haifa
Salaam kenal juga Bu 🙂
Mengenai permasalahan tsb saya juga pernah mengalami
Waktu itu saya coba bongkar kemeja hasil beli, lalu saya ukur perbandingan pola kerung dan pola lengannya, kalau lengan wanita itu selisih kerung san lengan bisa +-3cm , tp kalau baju pria jumlah lengan dan kerung itu hampir sama, kalaupun selisih paling 1 cm an
suka baca posting yg ini…ahhh saya jadi makin yakin mau buka usaha rumah jahit.
basic saya sekolah SMK tata busana, kuliah di UNJ jurusan Tata Busana juga, trus kerja juga di garment sebagai MD…makin yakin setekah baca sharing mba Susi ini..makasih sharingnya mba 🙂
ayo mba…lanjutkan 🙂 masa kalah sama anak stm hehe
what??? woowww…keren nih mba susi..jempo..jempol..jempol 😀
btw,nama tengahku kan susi juga, semoga ketularan suksesnya mba susi 🙂
Assalamualaikum,
Mbak Susi, minta alamat lengkap dan nomor telepon tempat Mbak Susi kursus, ya…
saya sedang melanjutkan hobi saya, dulu hanya sempat kursus sampai membuat celana perempuan, sekarang ingin buat kemeja laki-laki, jadi saya ingin ambil kursus jahit ulang untuk tingkat yang di atas tingkat dasar (apa, ya, namanya?)
terimakasih sebelumnya.
wassalam.
waalaikumsalam..
saya dulu kursus di Juliana depan mesjib Al Abror di Pondok Ranji bu, cuma ngk punya nomor kontaknya, dan setau saya pemilik maupun gurunya sudah ganti lama, jadi saya tidak tau yang saat ini seperti apa cara belajarnya..
wassalam
Mbak susi, tanya lagi, beli manequin-nya dimana, ya? saya pernah cari di itc bsd tapi nggak nemu. kalo yang mbak susi pake itu bisa ditusuk-tusuk jarum pentul nggak?
maaf, ya, cerewet.
makasih banyak.
iya bu, bisa beli di itc bsd lt.1 namanya luckydisplay atau bisa juga cari di pasar pagi mangga dua
udh pernah ke pasar pagi mangga dua, tapi adanya yang lokal kata penjualnya, harga range 200-300 rb.
kalo boleh tahu bu susi belinya harga berapa?
oh iya, saya sudah diapprove untuk ikutan kursus jahit sama suami, jadi mau tanya-tanya, kalo bu susi hanya kursus tingkat dasarnya, gimana dengan tingkat selanjutnya? sistem belajar di juliana jaya seperti apa sih?
saya beli yang lokal bu harga dulu 100 ribuan, saya dulu kursus di juliana (tidak pakai jaya) hanya tingkat dasar saja, tingkat mahir saya beli modulnya saja
Sy tinggal di pondok ranji,mohon info alamat jelasny dong mba..kebetulan sy lg cr2 kursus menjahit yg deket rmh..
dulu diseberang mesjid Al Abror, kalau sekarang kurang tau apakah masih ada dan pengelolanya masih seperti yang dulu
Mba Susi, saya mau tanya…kalau mau belajar jahit untuk (nantinya) buka usaha jahit dirumah, sebaiknya menggunakan mesin jahit apa ya? Apa belajar otodidak atau ikut kursus jahit ya? Saya belum pernah pegang mesin jahit ;)) tapi niat banget ngejahit buat sendiri atau pun buat temen” terimakasih sebelumnya ?
unutk mesin jahit merk apapu selama bisa digunakan untuk menjahit bagus kok bu, just info menjahit itu mudah tapi sebenarnya tidak semudah itu, tinggal pencet dan jalan sendiri, sebaiknya ikut kursus atau cari guru dulu saja bu
Hello. Saya seorang perancang busana Saudi dan saya harus menjahit bekerja sangat terampil dalam menjahit, memotong dan bordir memiliki keinginan untuk terus bekerja dengan saya di nomor ini 00966543093777 whats. Atau email. njad2333@gmail.com. terima kasih