mesin-jahitTernyata mencari penjahit (halus) wanita itu susah. Ya, seiring makin banyaknya orderan di rumahjahithaifa selayaknyalah aku mengambil tenaga tukang jahit tambahan karena aku takut orderan tidak selesai tepat waktu dan menumpuk dan yang paling penting adalah aku takut anak-anak malah terlantar gara-gara ibunya sibuk menjahit.  Tapi mencari tenaga tukang jahit itu tidak gampang, apalagi penjahit wanita dan yang bisa menjahit halus. Kalau anda sering belanja ke toko-toko benang pasti deh banyak iklan yang dipasang disana yang intinya mencari tenaga penjahit halus dan berpengalaman, padahal iklan itu sudah terpasang lama sekali dan belum dilepas juga. Aku sengaja memilih penjahit wanita bukan penjahit pria, karena lebih nyaman saja. Karena produksi aku kerjakan di rumah rasanya tidak nyaman kalu ada laki-laki lain dirumah selain itu yang aku tau, kebanyakan penjahit pria itu suka merokok sewaktu bekerja….walah bisa bikin polusi nih dirumah. Wanita juga biasanya lebih telaten dan rapi kan dalam bekerja. Tapi ya itu, entah mengapa penjahit itu kebanyakan kok laki-laki ya ? padahal sewaktu aku kursus menjahit dulu, teman-teman sekelasku itu wanita semua loh ! pada kemana ya mereka.

Memang ada beberapa kandidat penjahit wanita yang pernah datang, tapi kebanyakan mereka belum bisa menjahit halus alias menjahit kasar, soalnya mereka itu kebanyakan jebolan konveksi yang bangkrut gara-gara krisis global kemarin. Dari beberapa kandidat itu ada yang aku terima, mungkin dengan kesabaran aku masih bisa lah melatih mereka, tetapi setelah beberapa lama aku jalani kok malah tidak efektif ya ? soalnya banyak dari baju-baju hasil jahitan mereka yang aku bongkar ulang dan akhirnya aku jahit sendiri, jadi banyak waktu yang terbuang. Lucunya, ada yang malah tersinggung kalau aku supervisi, mungkin dia merasa pernah bekerja di konveksi  yang besar dan tidak ada yang mempermasalahkan kualitas jahitannya, kok di rumahjahithaifa yang rumahan malah nggak diterima ya ? padahal sudah berkali-kali aku kasih tau kalau di rumahjahithaifa,  kualitas itu nomor satu,  kualitas butik,  jahitan harus halus jangan mengejar kuantitas. Kalau sudah begitu, ya terpaksalah aku memutus hubungan kerja.

Setelah tanya-tanya, ternyata sekarang banyak yang menggunakan cara titip jahit,  atau mereka para penjahit itu mengerjakan jahitannya di rumah masing-masing, jadi aku hanya drop bahan yang sudah dipotong saja. Bagiku cara ini bukanlah pilihan yang tepat, karena aku tidak bisa melakukan supervisi langsung, selain itu mereka biasanya menggunakan mesin obras kecil (3 benang) padahal di rumahjahithaifa aku sudah bikin standar untuk obras menggunakan mesin besar (4 benang) yang hasilnya lebih rapi dan kuat, belum alat-alat yang lain seperti jarum, benang dll.




Biasanya, mereka yang sudah terampil dan pintar menjahit halus membuka jasa jahitan sendiri alias usaha sendiri :), jadi agak susah mencari stok penjahit bagus nih. Mungkin juga karena lokasi rumahku ya yang kurang “strategis” buat mencari penjahit, mungkin kalau disekitar ceger, pondok aren atau cipadu masih banyak tenaga penjahit bagus yang bisa dipakai…..ada yang mau melamar jadi penjahit ?????

Tags: , , , , , , , , , , , ,

184 comments

  1. jusni
  2. atiek
      • atiek
  3. yaasinta
  4. rio
  5. Rina Rukmana
  6. titi yulianti
  7. Endang
  8. Willyana Mekanita
  9. nana
  10. Ranny
    • efi
    • Stephanie
    • Eisno
    • Vonny
    • nurmaini
    • Azalea
  11. nana
  12. nana
  13. meta
  14. Yuni
  15. Efi
  16. irma
  17. mus
  18. ahmad
  19. imelda
  20. lia
    • Soraya
    • Nanda
      • masnur
  21. nur
  22. Sisca
  23. Soraya
  24. casterina
  25. fahru
  26. Aeni
    • Ratna
  27. Nurlita
  28. Aisyah
  29. Nanda
  30. Hung
  31. Anggraini
  32. haris
  33. anang
  34. Maria
  35. Nuryati
  36. Liza zainal
  37. omi
  38. Isma
  39. chacha
  40. Yenni
  41. Samodra - Penjahit berkualitas
  42. Nunie paradiba
  43. pirman sah
  44. Delia.
    • Andien
  45. Chyntia

Trackback e pingback

No trackback or pingback available for this article

Leave a Reply to Yuni Cancel reply